Cari Blog

Sunday, February 21, 2010

GUS DUR


skip to main | skip to sidebar
Guru Bangsa

Blog kumpulan tulisan Gus Dur
Linkbar

* Muka
* Gus Dur
* Wahid Institute
* Gus Mus
* NU Online
* Nahdliyin

Blog ini
Di-link Dari Sini
Blog ini




Di-link Dari Sini





Sebuah Era dengan Kejadian-Kejadian Penting

Oleh: KH. Abdurrahman Wahid


Pada tahun 1919, HOS Tjokroaminoto bertemu tiap hari Kamis siang di Kota Surabaya dengan dua saudara sepupunya. Mereka adalah KH M Hasjim As'yari dari Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang dan KH A Wahab Chasbullah.Tjokroaminoto disertai menantunya Soekarno, yang kemudian hari disebut Bung Karno.

Mereka mendiskusikan hubungan antara ajaran agama Islam dan semangat kebangsaan/ nasionalisme. Terkadang hadir HM Djojosoegito, anak saudara sepupu keduanya, yang kemudian hari (tahun 1928) mendirikan Gerakan Ahmadiyah. Dari kenyataan-kenyataan di atas dapat dipahami mengapa Nahdlatul Ulama didirikan tahun 1926, selalu mempertahankan gerakan tersebut.

Di kemudian hari, seluruh gerakan Islam itu dimasukkan ke elemen gerakan yang berupaya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Itu adalah perkembangan sejarah. Ada generasi kedua dalam jajaran pendiri negeri kita, yaitu Kahar Muzakir dari PP Muhammadiyah, KH Abdul Wahid Hasyim dari NU, dan HM Djojosoegito (pendiri gerakan Ahmadiyah).

Tiga sepupu yang lahir di bawah generasi KH M Hasjim As'yari itu banyak jasanya bagi Indonesia. Mereka banyak mengisi kegiatan menuju kemerdekaan negeri kita. Setelah wafatnya Djojosoegito, muncul letupan keinginan membubarkan Ahmadiyah,tanpa mengenang jasajasa gerakan itu di atas. Padahal dalam jangka panjang,jasa-jasa itu akan diketahui masyarakat kita.

Dalam melakukan kegiatan,mereka tidak pernah kehilangan keyakinan. Apa yang mereka lakukan hanya untuk kepentingan Indonesia merdeka.Karena itu,segala macam perbedaan pandangan dan kepentingan mereka disisihkan.Mereka mengarahkan tujuan bagi Indonesia. Mereka terus menjaga kesinambungan gerakan yang ada,guna memungkinkan lahirnya sebuah kekuatan yang terus menggelorakan perjuangan.

Hingga kemudian,NU melahirkan sebuah media pada 1928yangdinamai SoearaNU. Hal itu dilakukan guna memantapkan upaya yang ada.Pondok Pesantren Tebuireng Jombang dipakai untuk kepentingan tersebut. Dalam nomor perdana majalah Soeara NU, KH Hasjim As'yari menyatakan bahwa ia menerima penggunaan rebana dan beduk untuk keperluan memanggil salat.

Namun, dia menolak penggunaan kentungan kayu. Menurutnya, penggunaan beduk dan rebana didasarkan pada sesuatu yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.Sementara penggunaan kentungan kayu tidak ada dasarnya.Hal ini disanggah oleh orang kedua NU waktu itu, yaitu KH Faqih dari Pondok Pesantren Maskumambang di Gresik.

Hal itu dimuat sebagai artikel balasan dalam media "Soeara NU"edisi selanjutnya.KH Faqih menyatakan, "Apakah KH Hasyim lupa pada dasar pembentukan hukum dalam NU, yaitu Alquran,hadis, ijmak,dan qiyas?" Segera setelah itu, KH Hasyim As'yari mengumpulkan para ulama dan santri senior di Masjid Tebuireng.

Dia menyuruh dibacakan dua artikel di atas.Kemudian, dia mengatakan, mereka boleh menggunakan pendapat dari KH Faqih Maskumambang asalkan kentungan tidak dipakai di Masjid Pondok Pesantren Tebuireng itu. Terlihat di sini betapa antara para ulama NU itu terdapat sikap saling menghormati meski berbeda pendirian.

Hal inilah yang harus kita teladani dalam kehidupan nyata. Penerimaan akan perbedaan pandangan sudah berjalan semenjak Fahien memulai pengamatannya atas masyarakat Budha di Sriwijaya dalam abad ke-6. Prinsip ini masih terus berlanjut hingga sekarang di negeri kita dan hingga masa yang akan datang. Sudah pasti kemerdekaan kita harus dilaksanakan dengan bijaksana dan justru digunakan untuk lebih mengokohkan perdamaian dunia.

Karena itu, diperlukan kemampuan meletakkan perdamaian dalam penyusunan politik luar negeri,yang diiringi dengan tujuan memperjuangkan kepentingan bersama. Bukankah dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa menerima perbedaan pendapat dan asal-muasal bukanlah tanda kelemahan, melainkan menunjukkan kekuatan.

Bukankah kekuatan kita sebagai bangsa terletak dalam keberagaman yang kita miliki? Marilahkitabangunbangsadankita hindarkan pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah. Inilah esensi tugas kesejarahan kita, yang tidak boleh kita lupakan sama sekali.

Sumber: Seputar Indonesia , Selasa 21 April 2009

Diposkan oleh Admin

*
*
*
*
*
*
*
* Assinar feed
* Tambahkan ke Technorati
* Tambahkan ke Google
* Tambahkan ke Yahoo!
* Tambahkan ke Blogmarks

Posting Lama >>
Langgan: Entri (Atom)

Telusuri Blog


didukung oleh

Tulisan Terkini

* Sebuah Era dengan Kejadian-Kejadian Penting
* Antara NKRI dan Federalisme
* Birokratisasi Gerakan Islam
* Ulil Dengan Liberalismenya
* Surga dan Agama

Pengikut
Kunjungan ke:
StatCounter - Free Web Tracker and Counter
Berlangganan
Post

Atom

Post
Semua Komentar

Atom

Semua Komentar
Kategori Tema

* Keagamaan
* Sosial Budaya
* Sosial Politik
* Demokrasi
* Kebangsaan
* Pesantren
* Nahdlatul Ulama

Kategori Tahun

* Tahun 1978
* Tahun 1980
* Tahun 1981
* Tahun 1982
* Tahun 2000
* Tahun 2002
* Tahun 2003
* Tahun 2004
* Tahun 2005
* Tahun 2006
* Tahun 2007

Arsip Blog

* ▼ 2009 (1)
o ▼ April (1)
+ Sebuah Era dengan Kejadian-Kejadian Penting

* ► 2007 (1)
o ► April (1)
+ Antara NKRI dan Federalisme

* ► 2006 (1)
o ► Agustus (1)
+ Birokratisasi Gerakan Islam

* ► 2005 (14)
o ► November (2)
+ Ulil Dengan Liberalismenya
+ Surga dan Agama
o ► Oktober (1)
+ Tahan Berpolitikkah Pondok Pesantren?
o ► September (2)
+ NU, Nasionalisme, dan Politik
+ Cinta Konseptual dan Cinta Kongkret
o ► Agustus (3)
+ Kepergian Setelah Mengabdi
+ "Kebenaran" dan Penolakan Atasnya
+ Lain Jaman, Lain Pendekatan
o ► Juli (3)
+ Kekuasaan dan Hukum
+ Negara Hukum Ataukah Kekuasaan
+ Semangat Kebangsaan Dan Pluralitas
o ► Mei (1)
+ Lain NU, Lain PKB
o ► April (1)
+ Mencari Apa Palupi? (Pandangan atas KUI)
o ► Februari (1)
+ Kyai Mutamakkin dan Perubahan Strategi NU

* ► 2004 (34)
o ► Desember (2)
+ NU, Muktamar XXXI dan Demokratisasi
+ Benarkah PETA Untuk Kyai?
o ► Oktober (2)
+ Benarkah ada Perbenturan Budaya?
+ Pandangan Politik Dan Tradisinya
o ► September (1)
+ Mengapa Saya Golput?
o ► Juli (4)
+ NU dan “Tafsir Baru”
+ NU-PKB dan Mabadi Khaira Ummah
+ Penafsiran Baru Atas Al Qur-an
+ Berbeda Keyakinan, Tujuan Sama
o ► Juni (7)
+ Demokratisasi Kehidupan Melalui NU
+ Budaya Kita di Masa Peralihan
+ Identitas Diri Di Masa Transisi
+ Golput Juga Merupakan Pendapat
+ Faham Kebangsaan NU
+ Memahami Fatwa Fiqh KH Abdullah Faqih
+ Apa Sebabnya Engkau Gila?
o ► Mei (7)
+ Kemana NU-PKB Melangkah? Refleksi Dari Pemilu Indi...
+ Peluang Demokratisasi Melalui Pemilu
+ Lilin dan Antikekerasan
+ Tanggung Jawab KPU dalam Pemilu Presiden
+ Cabulkah "Buruan Cium Gue"?
+ Politik Kita dan Perubahan Sosial
+ Kekerasan dan Budaya Islam
o ► April (2)
+ NU, PKB dan Pemilu 2004
+ Isu yang tak Kunjung Terselesaikan
o ► Maret (3)
+ Jalan Rakyat Menuju Demokrasi
+ Siapa yang Bertanggung Jawab Atas Kondisi Politik ...
+ Apa yang Kau Cari Golput?
o ► Februari (1)
+ Demokratisasi Hidup Bangsa
o ► Januari (5)
+ Kunjungan dan Harapan
+ Islam, Nasionalis dan Orang Arab
+ NU, Islam dan Demokrasi
+ Pandangan Jernih dalam Berpolitik

* ► 2003 (16)
o ► Desember (4)
o ► November (5)
o ► Oktober (4)
o ► September (1)
o ► Mei (1)
o ► Februari (1)

* ► 2002 (1)
o ► September (1)

* ► 2000 (2)
o ► Agustus (1)
o ► Februari (1)

* ► 1982 (2)
o ► Februari (1)
o ► Januari (1)

* ► 1981 (3)
o ► Juni (1)
o ► Mei (1)
o ► April (1)

* ► 1980 (1)
o ► Mei (1)

* ► 1978 (2)
o ► Juli (1)
o ► Juni (1)

Guru Bangsa © 2008

TOP

No comments:

Post a Comment