PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di era globalisasi ini bahasa inggris berperan penting, penggunaan bahasa inggris semakin dirasakan mendesak untuk bisa mengikuti perkembangan. Perkembangan dibidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta informasi, bahasa inggris tidak lagi menjadi sesuatu yang asing di telingah kita bahkan sekarang menjadi kebutuhan pokok untuk menguasai bahasa inggris karena bahasa inggris sebagai bahasa internasional, maka butuh keseriusan dalam pengajaran bahasa inggris sehingah siswa mampu berbahasa inggris dengan baik. penguasaan bahasa inggris merupakan alat untuk komunikasi secara lisan dan tulis. Bahasa inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran lain, perbedaan ini terletak fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, hal ini mengindikasikan bahwa belajar bahasa inggris bukan saja belajar kosa kata dan tata bahasa dalam arti pengetahuannya, tetapi harus berupaya menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kegiatan komunikasi.
Seorang siswa belum dapat dikatakan menguasai bahasa inggris kalau dia belum dapat menggunakan bahasa inggris untuk keperluan komunikasi. Memang diakui bahwa seseorang tidak mungkin akan dapat berkomunkasi dengan baik kalau pengetahuan kosa katanya rendah, akan tetapi yang lebih penting penguasaan kosa kata tersebut dimanfaatkan dalam kegiatan komunikasi dengan bahasa inggris. Unsur lain tak kalah penting adalah penguasaan tata bahasa, karena tata bahasa membantu seseorang untukl mengungkapkan gagasannya dan membantu si pendengar untuk memahami gagasan yang di ungkapkan orang lain .
Penguasan bahasa inggris merupakan persyaratan penting bagi keberhasilan individu, masyarakat dalam menjawab tantangan zaman pada tingkat global, karena bahasa inggris merupakan bahasa internasional, maka dalam belajar bahasa inggris disamping harus tetap berpedoman pada prinsip-prinsip bahasa asing pada umumnya, juga dalam belajar bahasa inggris orang harus mengenal ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan reseptif meliputi ketrampilan menyimak (listening) dan ketrampilan membaca (reading) sedangkan ketrampilan produktif meliputi meliputi ketrampilan berbicara (speaking) dan ketrampilan menulis (writing), baik ketrampilan reseptif maupun ketrampilan produktif perlu dikembangkan dalam proses pengembangan pembelajaran bahasa inggris. Hal lain yang tak kalah penting adalah masalah ucapan dan intonasi, dalam bahasa inggris intonasi mempunyai peranan sangat penting dalam berkomunikasi. Suatu hal yang sering dikeluhkan oleh siswa yang belajar bahasa inggris adalah bahwa bahasa inggris mempunyai kata-kata yang artinya tidak hanya satu.
Salah stu cirri kurikulum mata pelajaran bahasa inggris adalah tersusunnya materi pelajaran berdasarkan tema-tema tertentu yang disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa, lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni budaya dan juga untuk pembinaan hubungan dengan bangsa-bangsa lain. Dengan demikian materi pembelajaran tergantung dari pengembangan materi yang dilakukan guru yang bersangkutan yang disesuaikan dengan situasi kelas yang sedang diajar, yang mana pembelajaran bahasa inggris lebih mengutamakan kompetensi komunikatif siswa.
Pandangan-pandangan tentang pembelajaran bahasa inggris sebagai bahasa asing, atau bahasa kedua akhir-akhir ini telah berubah secara signifikan. Beberapa asumsi yang ada sebelumnya telah ditinggalkan dan berubah, muncul asumsi-asumsi inovatif dalam pembelajaran sebagai usaha membantu siswa mengembangkan keterampuilan penguasaan bahasa inggris sebagai bahasa asing atau bahasa kedua. Beberapa asumsi tersebut menurut (Hawayan 1993) adalah sebagai berikut : yaitu pembelajaran bahasa inggris lebih menekankan pada pembelajaran bahasa sebagai keseluruhan (Teaching language as a whole) merupakan sistim yang saling berkaitan, dimana pembelajaran harus secara natural dan holistic melaluai bahasa yang fungsional yang digunakan untuk tujuan-tujuan autentik dan diorganisasikan berdasarkan tema-tema bukan berdasarkan unit, pemilihan topic dan tema berdasarkan kebutuhan siswa, sehingga peran siswa berubah dari penerimaan pengetahuan bahasa secara pasif kearah aktif membuat keputusan dalam proses belajar bahasa inggris dan sebagai penggerak kreatif dalam perolehan bahasa.
Dalam rangka meningkatkan keterampilan speaking pada perinsipnya pembelajaran bahasa inggris ditekankan secara natural dimana belajar bahasa berdasarkan pengguna bahasa dalam komunikasi melalui metode composition antar teman, guru, dll tanpa memperhatikan bahasa ibu dan mungkin tanpa melakukan analisis grammer atau drill atau teori grammer tertentu. Disini menekankan pada pengalaman atau input yang pendekatannya mengajarkan kemampuan komunikatif, karena itu kosa kata mendapat peranan yanga paling penting.
Hasil penelitian tentang pengajaran bahasa asing di Belanda (2002) menunjukkan bahwa dalam pengajaran bahasa asing senantiasa menekankan pada kemampuan mendengar dan berbicara untuk tingkat pemula, sedangkan kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis secara integral diajarkan pada tingkat menengah dan tingkat atas, hasil penelitian ini bermakna bahwa dalam pengajaran bahasa asing masing-masing jenjang pendidikan memiliki penekanan yang berbeda-beda.
Revisi GBPP 1994 menyatakan pelajaran Bahasa Inggris harus memberikan penekanan yang sama pada keempat keterampilan berbahasa dengan tujuan untuk membantu siswa agar mampu membaca, mendengar, berbicara, dan menulis dalam Bahasa Inggris (Depdiknas: 2000).
Namun, pada kenyataanya terdapat banyak hal yang tidak mendukung perkembangan keempat keteramipalan berbahasa tersebut. Faktor pertama berkaitan dengan siswa sendiri. Pada umumnya siswa tidak tahu bagaimana cara belajar Bahasa Inggris secara efektif. Selain itu mereka memiliki motivasi belajar yang rendah. Bahkan, mungkin menganggap Bahasa Inggris sebagai pelajaran pelengkap saja. Mereka tidak menyadari akan pentingnya Bahasa Inggris, misalnya untuk bersaing di dunia luar . Akibatnya, mereka tidak mengikuti pelajaran dengan baik di kelas. Faktor kedua berkaitan dengan guru Bahasa Inggrisnya sendiri, Banyak guru yang masih merasa bahwa kemampuan dan pengalaman berbahasa Inggris mereka masih sangat kurang. Akibatnya, mereka tidak menggunakan Bahasa Inggris di kelas, bahkan untuk sekedar memberikan instruksi. Faktor ketiga metode-metode pembelajaranya kurang ekfektif dan kadang tidak sesuai dengan porsi yang diajarkan akibatnya siswa merasah jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa inggris. Faktor selanjutnya berkaitan dengan keterbatasan media, sumber, fasilitas dan peralatan yang ada di sekolah. Akibatnya aktivitas belajarpun menjadi monoton. Permasalahan-permasalahan yang ada tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Dari uraian diatas mendorong penulis untuk membuat skripsi berjudul : PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI METODE CONVERSATION DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN KEBERANIAN SISWA UNTUK BERBICARA BAHASA INGGRIS DI KELAS IV SDN PETIYINTUNGGAL DUKUN GRESIK agar dapat meningkatkan keterampilan speaking dan meningkatkan keberanian siswa dalam berbicara bahasa inggris.
B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah
B.1. Identifikasi Masalah
Ketika guru masuk kelas mengucapkan salam, murid-murid pun menjawab, setelah itu ibu Uswatun sedikit menyapa dengan mengunakan Bahasa Inggris“ Good morning” ternyata murid-murid tidak tangap untuk menjawab sapaan bu Uswatun.
Dari uraian di atas jelas murid tidak respon dan terampil dalam mengunakan speaking Inggris.
B. 2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di depan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam sekripsi ini adalah:
1. Apakah metode conversation dapat meningkatkan ketrampilan dan keberanian siswa berbicara bahasa inggris di kelas IV SD Petiyintunggal Dukun Gresik?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian ini adalah merubah siswa untuk meningkatkan minatnya dalam belajar bahasa inggris sehingga siswa mempunyai keterampilan dan keberanian dalam berbicara bahasa inggris.
D. Kegunaan Penelitian
1. Penelitian diharapkan dapat berguna bagi guru-guru bahasa inggris dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan bahasa inggris
2. Sebagai data awal untuk merumuskan metode-metode lebih lanjut dalam usaha mengembangkan keterampilan pembelajaran bahasa inggris.
3. Sebagai bahan evaluasi dan fikiran dalam usaha meningkatkan atau mengembangkan keterampilan berbahasa inggris.
E. Pembatasan istilah / masalah
Berdasarkan tema judul diatas, agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu dirumuskan pembatasan istilah, sebab secara teori paradigma yang ditawarkan oleh Thomas Kun (George Ritzer, 1988), bahwa setiap masalah akan dapat disimpulkan oleh setiap orang berdasarkan latar belakang dan cara memandang persoalan tersebut.
Adapun istilah-istilah yang perlu dibatasi dan diuraikan maksudnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Bahasa Inggris
pembelajaran bahasa inggris tidak jauh beda dengan pembelajaran bahasa-bahasa lain. Beberapa teori pembelajaran, seperti yang diungkapkan oleh Pavlov dan Skinner mengatakan bahwa belajar adalah proses kerja dari pembiasaan-pembiasaan dan diproses dengan didukung dengan dorongan-dorongan stimulus-respon. Kognitif mendiskripsikan belajar sebagai proses yang harus dimaknai oleh pelakunya.
Dari beberapa teori tersebut, peneliti mendefinisikan bahwa belajar merupakan proses yang di dalamnya terdapat perubahan dari siswa yang tidak mampu menjadi mampu sebagai akibat dari aktivitas belajar tersebut. Seorang guru seharusnya mampu merancang aktivitas belajar berdasarkan teori-teori belajar tersebut sebelum diterapkan di kelasnya, dan menciptakan suasana belajar yang membantu siswa untuk menggunakan bahasa seakan-akan mereka berada dalam situasi komunikasi yang nyata, sehingah hal itu memudahkan siswa memahami bahasa inggris baik itu dalam aspek listening, speaking, reading, writing, dan grammar, dan mampu menerapkanya dalam keseharianya.
2. Metode conversation
Metode conversation yakni metode percakapan dimana siswa belajar berinteraksi dengan mengunakan bahasa inggris baik dengan temanya sendiri atau dengan guru bahkan bisa dengan dirinya sendiri di depan cermin, metode ini juga bisa digunakan dengan membentuk kelompok kemudian membahas sebuah permasalahan bersama-sama dengan berbicara bahasa inggris. Sehingah siswa terbiasa mengucapkan bahasa inggris.
3. Meningkatkan Keterampilan Dan Keberanian Siswa
Keterampilan speaking pada dasarnya harus dimiliki oleh semua orang yang didalam kegiatannya membutuhkan komunikasi, baik yang sifatnya satu arah maupun yang timbal balik ataupun keduanya. Seseorang yang memiliki ketermapilan speaking yang baik, akan memiliki kemudahan didalam pergaulan, dan mampu berinteraksi dengan pihak asing. Dengan keterampilannya segala pesan yang disampaikannya akan mudah dicerna, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dengan siapa saja. Maka tujuan dari meningkatkan keterampilan speaking adalah supaya siswa mampu berinteraksi, mampu menyatakan sikap terhadap sesuatu, menyatakan perasaan marah, senang, sedih.dan lain-lain mengunakan bahasa inggris dengan baik melihat dari petingnya bahasa inggris di zaman ini. Semua itu harus di dukung dengan keberanian siswa dalam berinteraksi mengunakan bahasa inggris kalau tidak ada keberanian untuk mengungkapkan apa yang harus di bicarakan maka keterampilan dalam mengunakan bahasa inggris tidak akan tercapai dengan baik, keberanian pada dasarnya perlu di latih siswa tidak akan tumbuh keberanianya kalau tidak ada metode yang mampu merangsang keberanian siswa karena keberanian tidak tumbuh begitu saja tanpa ada pelatihan secara bertahab.
4. Berbicara Bahasa Inggris
Salah satu dari sekian banyak jenis bahasa yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang adalah bahasa Inggris karena bahasa ingris adalah sebagai bahasa internasional, apa bila kita mau berinteraksi dengan orang luar selain Negara kita sendiri maka di butuhkan keahlian berbicara bahasa inggris, sedangkan berbicara bahasa inggris itu tidak muda butuh belajar untuk mengunakan bahasa tersebut salah satunya adalah latihan-latihan berbicara mengunakan bahasa inggris
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
1.1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini secara umum akan mengunakan metode Partisipatory Action Research atau secara khusus bisa dikatakan Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas) yang merupakan upaya menguji ide-ide kedalam peraktek untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu agar diperoleh dampak nyata dan situasi untuk meningkatkan penalaran serta pemecahan terhadap situasi.
1.2. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk jenis partisipatif yakni penelitian dimana anggota ikut mengambil bagian dalam pelaksanaan penelitian.
2. Subyek Dan Obyek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN Petiyintunggal Dukun Gresik yang mengikuti mata pelajaran Bahasa Inggris di tahun ajaran 2008/2009 semester ganjil. Anggota dari penelitian ini adalah : peneliti, guru Bahasa Inggris kelas IV (Empat), kepala sekolah, dan siswa kelas IV (Empat). Objeknya terfokus pada pengembangan keterampilan speaking inggris.
3. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dalam bentuk deskripsi dari pendapat atau ide-ide, hambatan, pilihan dan harapan anggota penelitian. Instrumen yang digunakan adalah tape recorder, panduan penelitian, panduan wawancara. Untuk mencapai kebenaran, peneliti menggunakan teknik regulasi. Reliabilitas diperoleh dengan memberikan data yang asli, seperti catatan lapangan, transkrip wawancara, dan rekaman lainnnya.
5. Metode Analisis Data
Data dianalisis dengan:
3.1. Menentukan tema/ fokus penelitian
Langkah awal dalam melakukan action research adalah menemukan fakta dan menganalisanya.
3.2. Perencanaan
Untuk mengembangkan keterampilan speaking siswa peneliti akan bekerjasama dengan guru mata pelajaran bahasa Inggris, kepala sekolah, dan siswa. Tujuannya adalah untuk membangun kepercayaan dari siswa untuk berbicara Bahasa Inggris, menyemangati siswa dalam kegiatan berbicara dan meningkatkan kemampuan mikro siswa dalam berbicara.
3.3. Tindakan dan Observasi
Rencana tindakan akan diterapkan dalam 2 siklus, sebelum memulai siklus 1 dan 2 si peneliti melakukan free test dulu untuk mengukur sejauh mana siswa dapat berbicara bahasa inggris. masing-masisng dilakukan dalam waktu 3 minggu. Peneliti akan meneliti dan memantau proses belajar-mengajar selama proses berlangsung.
3.4. Interpretasi
Interpretasi akan dilaksanakan pada akhir penelitian. Apakah tindakan yang dilakukan berhasil atau tidak. Jika berhasil dapat digunakan pada proses selanjutnya, dan jika tidak maka diganti dengan tindakan yang lebih tepat.
OUT LINE
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah
C. Tujuan Kegunaan penelitian
D. Pembatasan Istilah
E. Metodologi Peneltian
1. Jenis Penelitian
2. Sumber Penelitian
3. Metode Pengumpulan Data
4. Metode Pembahasan
5. Metode Analisis Dan Interprestasi Data
BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Pembelajaran bahasa Inggris
1. Pengertian
2. Tujuan
B. Standart kurikulum tingkat dasa (SD)
C. Factor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa Inggris tingkat dasar
D. Metode conversation
1. Pengertian
2. Tujuan
BAB III : LATAR BELAKANG OBYEK
A. Sejarah Singkat Berdirinya SDN Petiyintunggal Dukun Gresik
B. Letak Geografi SDN Petiyintunggal Dukun Gresik
C. Struktur Organisasi Dan Program Kerja SDN Petiyintunggal Dukun Gresik
D. Sarana Dan Prasarana
E. Keadaan Guru, Siswa Dan Karyawan
BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Setting Penelitian
1. Free test
2. Siklus I
2.1 Perencanaan
2.2 Tindakan
2.3 Observasi
2.4 Refleksi
3. Siklus II
3.1 Perencanaan out put siklus I
3.2 Tindakan out put siklus I
3.3 Observasi out put siklus I
34 Refleksi out put siklus I
BAB V : ANALISIS DAN INTERPRESTASI DATA
A. Analisa data dan interprestasi data
B. Pembahasan siklus I dan II
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PROPOSAL PENELITIAN
PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI METODE CONVERSATION DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN KEBERANIAN SISWA UNTUK BERBICARA BAHASA INGGRIS DI KELAS IV SDN PETIYINTUNGGAL DUKUN GRESIK
Dosen Pembimbing :
Drs. Ahmad Mukhotib, MM
Oleh:
Mohammad Asyroful Anam
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM QOMARUDDI
BUNGAH-GRESIK
2008
No comments:
Post a Comment